Fenomena Diet Mayo

UAS
MARAKNYA DIET MAYO DI INDONESIA 




Wanita terkesan lebih mengutamakan bentuk tubuh dan berat badan mereka daripada laki-laki, laki-laki biasanya lebih cuek untuk masalah berat badan. Hal ini cukup logis, karena dalam pergaulannya wanita ingin lebih terlihat langsing dan menarik. Biasanya wanita akan melakukan diet yang sangat ketat untuk mencapai tubuh yang langsing dan ideal, tanpa ia sadari bahwa dengan diet yang ketat tersebut malah dapat mengancam kesehatan mereka. Maka munculah salah satu program diet yang sekarang banyak digandrungi orang-orang yaitu Diet Mayo Clinic.

Apa itu Diet Mayo ?

Langsung saja kita bahas yang dimaksud Diet Mayo, Diet Mayo adalah sebuah metode dan program diet dimana pelakunya tidak boleh mengkonsumsi garam disetiap makanannya. Oleh karena itu, banyak yang menyebut diet mayo adalah diet tanpa garam. Program Diet Mayo juga dibuat berdasarkan penelitian oleh Organisasi Mayo Clinic's USA yang berpusat di Rochester, Minnesota. Keunikan diet ini selain tidak mengkonsumsi garam adalah diet ini hanya dilakukan selama 13 hari dan hanya boleh 1 tahun sekali. Dan juga apabila kita lupa makan sesuatu yang menyimpang dari diet ini (misalnya hari ke-12 melanggar pantangan) maka diet ini harus diulang lagi dari hari pertama. 

Ketika kita melakukan diet mayo yang berlangsung selama 13 hari, maka garam dan air di tubuh kita mengalami proses pengeluaran dari urin dan feses. Ketika hal ini terjadi dan tubuh kita tidak mendapatkan asupan garam dan makanan yg bisa meningkatkan volum air dalam tubuh (krn penyebab gemuk salah satunya yaitu air di tubuh) maka tubuh kita akan berkurang berat badannya. Program Diet Mayo Clinic, dianjurkan agar sering minum air meneral minimal 8 gelas setiap harinya.

Diet Mayo ini fokus pada diet dengan konsumsi jenis makanan yang gizinya seimbang. Dan diet mayo yang berkembang di masyarakat Indonesia kini mulai bermacam jenisnya yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik masyarakat kita. Inti dari diet mayo yaitu pengaturan pola makan setiap harinya untuk konsumsi makanan yang kaya akan protein tinggi, rendah kalori, tidak menggunakan karbohidrat dan tidak mengkonsumsi garam tentunya.

Penelitian Tentang Diet Mayo

Beberapa penelitian menyebutkan jika diet mayo ini sangat aman meskipun biasanya hari pertama dan kedua menjadi yang terberat. Merubah kebiasaan asupan serta pola makan secara tiba-tiba pasti akan menyebabkan tubuh kesulitan untuk beradaptasi untuk sesaat, namun hal tersebut adalah hal yang wajar karena tubuh akan menjadi terbiasa di hari-hari berikutnya.

Berdasarkan penelitian setelah melaksanakan program maka berat badan akan turun dan kondisi kimiawai dalam tubuh kita cenderung lebih baik dari sebelumnya. Beberapa orang yang pernah mencoba diet ini pun mengakui jika mereka berhasil menurunkan bobot tubuhnya hingga 4-5, bahkan hingga 7 kilogram selama melakukan diet 13 hari serta berhasil menyusutkan ukuran lingkar pinggangnya hingga 5-8 cm.

Menu Diet Mayo 13 Hari



Nah setelah kita sudah memutuskan untuk berani menghindari pantangan diatas, saatnya membahas mengenai menu makanan yang dianjurkan untuk program ini. Menu diet mayo ini digunakan untuk 13 hari berturut-turut, kabanyakan orang bilang bahwa pola makanan ini hanya untuk 1 tahun sekali, tapi walaupun begitu kita bisa menggunakannya sebagai long-term weight control dengan menambahkan asupan gizi dan kandungan lain yang diperlukan oleh tubuh. Jadi pola ini bisa dilanjutkan untuk hari-hari selanjutnya toh ini bukan diet yang berbahaya, namun tentu saja tubuh kita memerlukan tambahan gizi dan kalori yang cukup. Berikut ini daftar menu yang bisa kita gunakan:




Hegemoni 

Diet Mayo ini bisa digolongkan sebagai sebuah hegemoni, dimana para pelaku secara sukarela mengikuti diet mayo ini. Walaupun berat merubah kebiasaan makannya, dari yang sedap menjadi hambar, mereka  tetap menjalani diet ini tanpa paksaan, sehingga lama kelamaan menjadi sebuah kebiasaan dan menjadi gaya hidup. Sehingga diet mayo ini bisa menjadi Hegemoni karena tanpa paksaan dan bisa merubah pola pikir pelakunya untuk mengkonsumsi makanan tanpa garam dan beralih ke sayur dan buah segar (makanan sehat).


LIfestyle

Diet Mayo juga bisa digolongkan sebagai lifestyle, walaupun diet mayo ini hanya dilakukan selama 13 hari tapi untuk menjaga tubuh agar tidak menggendut kembali maka dibutuhkan gaya hidup sehat. Maka diet mayo ini bisa dimasukan kedalam Healthy Lifestyle karena dengan kebiasaan tidak mengkonsumsi fastfood, makanan tanpa garam dan mengkonsumsi sayur dan buah-buahan segar.



Needs vs Wants

Diet Mayo ini juga mempengaruhi Needs and Wants seseorang khususnya dalam mengkonsumsi makanan dan minuman, pasalnya dengan mengikuti diet ini keinginan untuk mengkonsumsi makanan siap saji sangatlah tidak mungkin karena melanggar pantangan, yaitu garam. Sehingga mereka mulai mengganti makanan mereka, ke makanan yang lebih sehat seperti sayur dan buah segar. 

Selain itu mulai bermunculan katering-katering yang menyediakan makanan untuk diet mayo, mereka mengemas makanan dengan rasa yang lebih manusiawi alias tidak sangat hambar. Walaupun harganya melambung menjadi sangat mahal, bagi pelaku diet mayo ini adalah sebuah kebutuhan saat mengikuti diet tersebut, padahal sebenarnya mereka bisa menyediakannnya sendiri.


Perilaku membeli (Consumer Culture)

Perilaku membeli seseorang juga berubah, yang tadinya membeli makanan secara acak, sekarang karena sedang mengikuti diet mayo ini, seseorang menjadi sangat pemilih dalam membeli makanan, mana yang jadi pantangan, dan mana menjadi menu yang diwajibkan. 

Pelaku diet mayo ini pun rela mengocek kantong lebih dalam untuk memesan makanan di katering khusus untuk diet mayo, karena tidak mau repot menyiapkan dan memasak makanan. Selain rasanya lebih enak, mereka pun tidak repot untuk membeli dan menyiapkan makanannya sendiri.



Kesimpulan

Diet Mayo merupakan salah satu fenomena yang diikuti dan dijalani oleh banyak orang, diet ini juga berhasil merubah pola pikir pelakunya untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat dan tanpa garam (setidknya konsumsi garam tidak berlebih). Diet ini bisa merubah Lifestyle, Needs and Wants, dan perilaku membeli (consumer culture) pelakunya.



Latest
Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar